Cardovanews.com – BATAM – Gelombang perlawanan dari para pengemudi transportasi online di Batam mulai menguat. Pada Sabtu (5/10/2025), bertempat di Mabes KOMANDO Mitra 10 Batam Centre, telah dideklarasikan Koalisi Driver Online (KDO) Batam — sebuah wadah baru yang menyatukan berbagai komunitas pengemudi, termasuk KOMANDO (Komunitas Andalan Driver Online) dan sejumlah komunitas lainnya, Kamis (9/10/2025).
Deklarasi ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi dan penegasan sikap bersama para driver online terhadap kebijakan aplikator yang dinilai merugikan mitra.
Dalam pernyataannya, Gusril, selaku narahubung KDO Batam, menegaskan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan aksi unjuk rasa besar-besaran dalam waktu dekat. Aksi ini merupakan bentuk penolakan keras terhadap rencana penutupan aplikasi Maxim di wilayah Batam. Menurut Gusril, tudingan bahwa Maxim menjadi penyebab perang tarif tidak berdasar, sebab aplikator lain seperti Gojek dan Grab juga menjalankan kebijakan serupa.
“Maxim bukan satu-satunya. Jika bicara tarif, justru banyak program promo di aplikator lain yang jauh di bawah ketentuan. Jadi jangan hanya Maxim yang disalahkan,” ujar Gusril menegaskan.
Lebih lanjut, KDO Batam juga menyatakan akan menuntut penghapusan sejumlah layanan promosi yang dinilai menekan pendapatan pengemudi, seperti Aceng, Double Order, Grabbike Hemat, dan berbagai promo tarif murah lainnya. Menurut Gusril, program semacam itu menciptakan ketimpangan kompetitif antar-driver serta melanggar aturan tarif resmi sebagaimana tercantum dalam SK Gubernur Kepri Nomor 1080 dan 1113 Tahun 2024 — yang menetapkan tarif batas bawah Rp4.500/km, batas atas Rp6.000/km, serta tarif minimum Rp18.000 untuk jarak 3 km pertama.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang, menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri telah memberikan waktu 3×24 jam kepada seluruh aplikator untuk menyesuaikan tarif sesuai aturan yang berlaku. “Jika tidak dipatuhi, maka izin operasional aplikator tersebut akan dicabut atau ditakedown dari wilayah Kepri,” tegasnya.
Namun, Gusril menilai bahwa penutupan Maxim bukan solusi. Ia menegaskan, pemerintah seharusnya memperkuat pengawasan dan penegakan aturan, bukan menutup akses kerja ribuan orang. “Ada ribuan mitra driver di Batam yang menggantungkan hidupnya pada Maxim. Jika ditutup, dampaknya akan sangat besar, dan bisa menambah angka pengangguran di kota ini,” tegasnya lagi.
KDO Batam berharap pemerintah dan aplikator duduk bersama untuk mencari solusi yang berkeadilan. Deklarasi ini menjadi titik awal perjuangan baru para driver online Batam dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan mereka. Mereka menuntut agar kebijakan transportasi online di Batam dijalankan secara adil, transparan, dan berpihak pada para mitra pengemudi, bukan hanya pada kepentingan perusahaan aplikator.
(Red).