Cardovanews.com – Perjalanan jurnalistik Cardovanews di Sumut awal Oktober 2025 menemukan banyaknya problem pembangunan khususnya diwilayah Tapanuli Raya yang kaya akan sumber daya manusia (SDM) ini.
Diketahui, putra Batak yang menyebar hingga keujung dunia didorong oleh keinginan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Namun demikian, tanah leluhur, Tano Batak adalah sangat sakral untuk diutak atik.
Sejatinya para perantau yang sudah sukses diperantaun sesuai pesan leluhur agar kembali ke Bona Pasogit untuk membangun kampung yang dulu disebut ” Peta Kemiskinan”. Marsipature hutanabe (Martabe) yang dipopulerkan gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar kala itu.
Seiring perkembangan jaman, pasca reformasi, otonomi daerah berkembang menjadi gagasan pemekaran wilayah. Salah satu kiat mempercepat pembangunan infrastruktur di Taput pun terjadi. Pemekaran Tapanuli Utara ini dimekarkan menjadi 4 kabupaten yakni kabupaten Tapanuli Utara, Toba, Humbang Hasundutan dan Samosir.
Sesuai catatan cardovanews, sejak pemekaran wilayah kabupaten Tapanuli Utara ini menjadi 4 kabupaten. Ditopang demokrasi pemilihan langsung oleh rakyat. Maka sejak awal pemekaran semua pejabat yang menjadi Bupati kepala Daerah semuanya adalah putra putri terbaik Batak yang menyebar diseluruh penjuru tanah air.
Terkahir di pemilihan kepala daerah tahun 2024, empat (4) kepala daerah terpilih yakni Jonias Taripar Parsaoran Hutabarat di Taput, Oloan Paniaran Nababan Bupati Humbahas, Efendi SP Napitupulu Bupati Toba dan Vandiko T Gultom bupati Samosir yang dilantik presiden Prabowo di istana negara Jakarta Kamis 20 Februari 2025 lalu.
Ke empat pemimpin daerah di eks Tapanuli ini semuanya berasal dari perantauan. Dan secara finansial mereka adalah orang orang sukses yang berkeinginan membangun kampung halamannya.
Bahkan tidak hanya perantau, diantara mereka juga ada yang sudah lahir di perantauan seperti bupati Samosir Vandiko Timoteus Gultom.
Seteleh perjalanan panjang menyusuri perkembangan daerah eks Tapanuli Utara yang dicintai putra Batak ini, terlihat masih minimnya capaian capain yang signifikan. Baik infrastruktur jalan yang kurang berkualitas dan masih belum menjangkau seluruh pelosok pedesaan.
Padahal ditinjau dari semangat masyarakat yang sudah termotivasi oleh perkembangan tehnologi pertanian, masih terkendala transportasi mengangkut hasil hasil pertanian mereka.
Kondisi infrastruktur jalan ini masih hal utama yang dikeluhkan dan dibutuhkan warga. Mereka berharap pemimpinnya bijak dan cerdas untuk mempercepat pembangunan itu tanpa membebani rakyat dengan pungutan pajak.
Begitu juga kontrol harga komoditi produksi hasil pertanian. Masyarakat meminta pemerintah mengendalikan pasar agar para toke toke tidak seenaknya menaikkan dan menurunkan harga.
Spekulan bisnis hasil pertanian ditanah leluhur Batak ini hingga saat ini masih penyakit sosial yang terus terjadi. Praktek menaikkan harga disaat paceklik dan sebaliknya menurunkan harga ketika masyarakat panen raya selalu berbuntut kekecewaan.
Untuk mengurai benang merah kasus yang ini, wartawan info Indonesia telah berupaya menghubungi ke empat bupati tersebut, namun sejauh ini hanya Bupati Humbang Hasundutan, Oloan Nababan yang memberikan kesempatan.
Oloan Nababan dirumah dinasnya tidak secara spesifik menguraikan apa saja yang sudah dilakukan setelah dilantik jadi Bupati Februari 2025 lalu. Dan apa strategi kedepan untuk mensukseskan visi misinya yang dijanjikan ketika kampanye dulu kepada warga Humbahas.
Kondisi rumah dinasnya yang selalu ramai dikunjungi warga dari berbagai kepentingan silih berganti hingga tengah malam tak hentinya membuat kesempatan wawancara eksklusif bupati ini tertunda.
Namun demikian, mengutip visi dan misinya yang dituangkan dalam komitmennya bersama wakil Bupati
Junita Rebeka Marbun berikut ini Yakni Visinya “Membangun Masyarakat Adil, Makmur, Lestari dan Berkeadaban”.
Sedangkan Misinya dituangkan sebagai berikut,
1. Meningkatkan pembangunan manusia yang produktif, berkualitas dan berkeadaban.
2. Meningkatkan perekonomian berbasis sumber daya lokal.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berasaskan keadilan dan kelestarian lingkungan dan
4. Menjalankan tata pemerintahan daerah yang bersih dan akuntabel.
Diuraikan lebih jauh lagi bahwa untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, terdapat beberapa program prioritas yang telah dicanangkan, yaitu (1) Membangun generasi emas melalui pendidikan berkualitas, (2) Meningkatkan kesehatan dan mencegah gizi buruk, (3) Mengembangkan sektor pertanian, (4) Mengembangkan pusat pariwisata, UMKM & industri kreatif, (5) Membangun infrastruktur berkelanjutan, dan (6) Membangun Humbang Hasundutan yang spiritual dan berbudaya.
Bupati Humbahas mengatakan bahwa visi, misi, dan program prioritas itu dipandang sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang dominan di sektor pertanian dengan berbagai komoditas unggulan, antara lain kopi, kemenyan, jagung, dan hortikultura seperti kentang, bawang merah, dan bawang putih. Potensi ini perlu pengembangan terus menerus dan membutuhkan bantuan dari semua pihak.
Info Indonesia yang mewawancarai beberapa pegawai ASN dilingkup perkantoran Bupati Humbahas ini menyatakan optimismenya. Saya meyakini selama kepemimpinan beliau, kabupaten Humbahas ini akan berkembang maju pesat kedepan.
Dua faktor utama yang menopang optimisme itu ungkap Manullang (47) yang enggan dituliskan namanya karena takut dituding aneh aneh.
Pertama, cara kepemimpinannya dan tingginya apresiasi Bupati Oloan terhadap bawahannya. Sehingga para pegawai termotivasi dan berlomba berprestasi. Karena hampir tiap moment, Bupati mengapresiasi bahawannya dengan beragam cara hingga memberikan dukungan materi.
Kedua, beliau tidak pernah abai kegiatan masyarakat atau derita rakyatnya baik suka cita apalagi duka cita. Beliau selalu hadir membaur dan mengayomi masyarakatnya, pungkas Manullang yang diamini rekan rekannya yang ditemui info Indonesia diwarung simpang perkantoran Bupati Humbahas, Rabu (2/10/25).
[Sabam Pakpahan]